Oh, Jadi Ini Penyebab Krisis Iklim?

by Editor

Kalau yang udah baca artikel kita sebelumnya, pasti udah tahu lah ya apa itu krisis iklim, kontribusi manusia terhadap krisis iklim, dan kenapa kita butuh tindakan cepat.

Kali ini kita akan bahas hal penting yang entah kenapa jarang dibahas di media-media negara kita, yaitu…..kegiatan manusia apa sih yang sebenarnya menyebabkan krisis iklim makin parah?

Gue udah panik nih, terus gue harus ngapain? Daur ulang? Sortir sampah? Ngurangin plastik? Just tell me what to do!

Jadi gini, krisis iklim itu fenomena yang bisa dibilang unik karena berhubungan dengan begitu banyak aspek dalam kehidupan kita. Gak cuma dampaknya aja yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, penyebabnya juga! Krisis iklim cakupannya jauh lebih luas dari isu lingkungan lain, katakanlah isu konservasi atau limbah plastik. Justru malah sebenarnya isu-isu tersebut merupakan bagian dari krisis iklim (konservasi penting untuk menyelamatkan biodiversitas, plastik diproduksi lewat industri yang memiliki emisi). Tapi… krisis iklim lebih luas dari isu daur ulang, konservasi atau mengurangi plastik sekali pakai. Dampaknya destruktif, masif dan struktural untuk manusia.

Susahnya, emisi gas rumah kaca itu bentuknya gak keliatan, mungkin gak kayak isu plastik yang bisa lebih dinalar kita semua karena bentuknya yang terlihat langsung. (Anyway, jangan salah paham ya, isu sampah plastik juga penting! Ingat folks, kurangin plastik sekali pakai!). Ngasitau orang buat nolak kantong kresek aja susah-susah sedap, apalagi nyuruh ngurangin emisi yang bentuknya gak kelihatan?

Ditambah lagi, isu krisis iklim ini sistemik. Penyebab krisis iklim bukan cuma karena suatu ‘barang’, tetapi berhubungan dengan banyak hal, termasuk sistem ekonomi, sistem politik, sejarah, budaya dan juga perilaku manusia. Jadi, ngurangin emisi gas rumah kaca gak bisa sesederhana kurangin pemakaian barang a, barang b, barang c; karena ya….gak sesederhana itu.

Jadi, sabar dulu. Sebelum kita bahas apa yang bisa dilakukan, kita obrolin dulu kegiatan manusia apa aja sih yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar?

Sebenarnya list nya panjang banget, tapi demi kesederhanaan, kita bahas enam sektor yang paling utama. Coba tebak, sektor apa penyumbang emisi paling besar?

Peringkat pertama dipegang oleh……….. *drum rolls*

PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL!!!!!

Menurut Laporan Penilaian IPCC ke-lima, emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil untuk keperluan energi naik secara konsisten dalam 40 tahun terakhir, mencapai 32 GtCO2/tahun. Emisi bahan bakar fosil juga konsisten menjadi emisi dengan proporsi paling besar, mencapai 69% total emisi gas rumah kaca di tahun 2010.

Sungguh merupakan sebuah konsistensi.

Bahan bakar fosil dipakai setiap harinya oleh aku, kamu, dia, mereka dan kita semua untuk kegiatan sehari-hari. Bahan bakar fosil, baik berupa batubara, minyak bumi, maupun gas, digunakan untuk membangkitkan listrik yang dipakai oleh kita semua.

Peringkat kedua, diraih oleh KEGIATAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN LAHAN.

Hah, pertanian? Kok bisa?

Kalau kalian ingat di artikel sebelumnya kita pernah bahas beberapa jenis gas emisi rumah kaca, yang diantaranya adalah karbon, metana nitrous dioksida, uap air, dan beberapa lainnya. Kegiatan pertanian melepaskan metana dan nitrous oksida dari proses pencernaan makanan ternak (khususnya sapi, kerbau, domba, kambing), produksi pakan ternak, pengolahan pupuk, pemakaian pupuk di tanah, produksi pupuk dan pestisida sintetis.

Faktor yang menyebabkan meningkatnya emisi dari kegiatan ini adalah meningkatnya permintaan terhadap produk hewani. Meningkatnya populasi juga menyebabkan permintaan pangan meningkat. Makanya di beberapa belahan dunia lain, mengurangi produk sapi dan turunannya seperti daging merah, susu, keju, dan yogurt menjadi salah satu gaya hidup yang mulai dikampanyekan oleh gerakan pro-lingkungan.

Selain pertanian, penggunaan lahan juga berkontribusi terhadap emisi global melalui kegiatan pembakaran lahan untuk membuka perkebunan dan peternakan (KARHUTLA INDONESIA WE’RE LOOKING AT YOU!). Pembakaran hutan otomatis melepaskan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang sangat banyak.

Kemudian, peringkat ketiga dipegang oleh emisi dari….TRANSPORTASI!

Termasuk diantaranya penerbangan domestik dan luar negeri, transportasi darat, dan transportasi kereta api.

Emisi dari transportasi terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Penyebabnya antara lain meningkatnya permintaan angkutan penumpang dan barang, pengembangan dan perluasan kota, kurangnya transit kereta api dan bus, kurangnya pilihan moda transportasi di beberapa daerah, stok kendaraan yang konsumsi bahan bakarnya tinggi, relatif rendahnya harga minyak, dan terbatasnya ketersediaan bahan bakar rendah karbon.

Karena alasan ini juga, banyak orang yang mulai menggalakkan gerakan #flyless atau bahasa lainnya ‘kurang-kurangin lah naik pesawat terbang’. Kenapa? Soalnya emisi pesawat terbang yang paling banyak, khususnya penerbangan pendek antar kota domestik.

Selanjutnya, di peringkat empat, lima, dan enam, kontribusi emisi disumbangkan antara lain oleh sektor BANGUNAN, INDUSTRI, dan LIMBAH.

Menurut UNEP, 80% dari emisi gas rumah kaca yang disumbangkan dari BANGUNAN berasal dari operasional bangunan. Konsumsi listrik untuk pemanasan/pendinginan ruangan, pemanasan air, lampu, ventilasi dan hiburan.

 

Untuk sektor INDUSTRI, emisi disebabkan oleh produksi barang-barang yang memerlukan energi intens, seperti semen, baja, alumunium. Dari 1970 hingga 2012, produksi semen tahunan meningkat 500%; aluminium 400%; baja 150%, amonia 250%; dan kertas 200%. Artinya, kegiatan pengembangan kota, produksi gadget dan elektronik, pembuatan mobil dan motor serta alat-alat berat lain juga terkait dengan emisi gas rumah kaca. Hayo, siapa nih yang suka tergiur barang-barang baru padahal yang lama belum rusak?

 

Terakhir, sektor besar yang menyumbang emisi gas rumah kaca adalah LIMBAH, termasuk di antaranya pembuangan limbah padat, penanganan air limbah dan pembakaran limbah. Limbah rumah tangga dan limbah industri, kalau gak ditangani dengan baik juga melepaskan emisi yang lumayan besar! Kan sedih ya, udah proses bikin makanannya menyumbangkan emisi (lewat pertanian), kalau makanannya gak habis juga limbahnya mengeluarkan emisi. Hiks.

Untuk melihat proporsi emisi gas rumah kaca dari tiap sektor diatas, FAO mengumpulkan dan menghitung data seluruh kegiatan yang menyumbangkan emisi. Kira-kira proporsinya seperti visualisasi Our World in Data di bawah ini:

 

Sampai sini paham kan kenapa kita bilang kalau isu krisis iklim ini menyangkut keseluruhan kegiatan kita sebagai manusia? Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bisa jadi hampir semua kegiatan kita berkaitan dengan emisi gas rumah kaca. Inilah mengapa kita harus mengerti dengan seksama isu krisis iklim ini sebelum memutuskan apa yang bisa kita lakukan.

Jadi apa dong yang bisa kita lakukan? Stay tune untuk artikel selanjutnya dari kami!

Share This